Bisa saja
terjadi, di pagi hari merpati balap anda terlihat sehat, sore melemah kemudian
mati. Ini tidak terjadi pada satu
burung, tapi hampir semua burung di kandang.
Ciri-cirinya, kepala kemudian memutar. Mulut berlendir. Itulah tanda bahwa burung-burung merpati
balap terkena virus tetelo, atau juga bisa disebut virus ND (newcastle disease). Virus itu menggerogoti
burung merpati anda, walaupun terlihat sehat, penyakitnya nampak ketika
keadaaan sudah parah. Penyakit ini patut untuk diwaspadai, bukan. Karena
berbahaya bagi burung merpati kita.
Tulisan ini hendak menyampaikan ciri-ciri penyakit tetelo, karakternya,
pencegahannya, dan pengobatannya.
Ciri-ciri Penyakit Tetelo
- Penyakit Unggas yang menular. Tidak hanya merpati saja yang bisa terkena tetelo, unggas lain seperti ayam juga sering terkena tetelo. Ada juga yang mengatakan, penyakit ini bisa menular ke manusia. Lihat wiki ya. Karena itu, hati-hati merpati balap anda jangan sampai berdekatan dengan ayam atau burung yang terkena wabah tetelo. Karena bisa tertular.
- Masa inkubasinya 2-15 hari. Masa inkubasi adalah masa antara masuknya penyebab penyakit ke dalam tubuh hingga tanda-tanda penyakit muncul. Pada masa inkubasi, burung merpati kelihatan sehat, padahal tubuhnya digerogoti penyakit. Bisa saja selama 15 hari, burung merpati sedang digerogoti tetelo, walaupun tubuhnya kelihatan sehat. Setelah inkubasi selesai, baru terasa dan kelihatan, burung itu sakit tetelo.
- Napasnya terengah-engah dan mengeluarkan ingus. Nafas burung yang terkena penyakit tetelo ini terengah-engah. Nafasnya pendek. Karena tetelo mengganggu pernapasan. Selain itu dari mulut yang terengah-engah itu muncul ingus atau lendir. Selain itu bersin-bersin, batuk, sukar bernafas, megap-megap dan ngorok;
- Penyakit tetelo menyerang syaraf, sehingga timbul gejala syaraf berupa kepala dan leher terpuntir (torticoles), sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan) serta. Kemudian gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau,
- jaringan sekitar mata dan leher bengkak, pada ayam petelur produksinya berhenti, kalau sudah sembuh kualitas telurnya jelek, warna abnormal, bentuk dan permukaannya abnormal dan putih telurnya encer. Hal ini disebabkan oleh karena organ reproduksinya tidak dapat normal kembali. Umumnya kematian anak ayam dan ayam muda lebih tinggi dibandingkan ayam tua.
Penyebab Penyakit tetelo Merpati Balap
Penyakit
tetelo atau Newcastle Disease
disebabkanoleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau
Paramyxovirus. dimana virus ini dapat
membuat darah bergumpal. Pada mulanya, penyakit ini pertama kali ditemukan oleh
Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle Inggris. Pada tahun itu juga Kraneveld menemukan virus
penyakit ini di Jawa, tepatnya di Bogor. Kemudian kejadian penyakit ini
ditemukan di seluruh dunia, dimana menyerang seluruh jenis unggas termasuk
burung liar, termasuk juga merpati. Tak terkecuali merpati balap. Virus penyakit ini dapat ditemukan pada
organ-organ seperti alat pernafasan, syaraf dan pencernaan. Virus ini adalah
tidak bisa dibunuh karena bukan makhluk hidup, hanya bisa dinonaktifkan. Walau
begitu, jika kondisi memungkinkan, dia bisa aktif lagi.
Penanggulangan Tetelo Merpati Balap
Sayangnya
tidak ada obat untuk merpati yang sudah terkena penyakit tetelo ini. Karena
penyebabnya virus yang tidak bisa dihabisi.
Hal
terbaik yang perlu dilakukan adalah mencegah penyebaran penyakit ini, agar
tidak ada korban baru. Caranya, bukan menyingkirkan burung yang berpenyakit,
melainkan memindahkan burung yang sehat ke tempat lain. Kenapa, karena virus
itu sudah menyebar di kandang, di pakan, di kotoran merpati yang sudah terkena
penyakit itu. Cara ini pun sebenarnya tidak menjamin, karena bisa jadi burung
yang kelihatan sehat itu sedang dalam masa inkubasi, atau sudah terkena
penyakit, tetapi masih kelihatan sehat.
Rajin-rajinlah
membersihkan kotoran burung, karena itulah tempat bersemayamnya virus, selain
tempat makanan juga. Agar virus itu tidak menyebar ke burung merpati lainnya.
Pencegahan Tetelo Merpati Balap
Penanggulangan
penyakit tetelo hanya dapat dilakukan dengan dengan tindakan pencegahan melalui
program vaksinasi. Pencegahan ini berlaku untuk merpati yang sehat, bukan
merpati yang sakit tetelo. Kalau yang sudah sakit, kita relakan dan usahakan
agar tidak menular. Kalau yang sakit itu burung merpati andalan gimana.
Relakan, agar tidak menular. Sebelum sakit, berikan vaksin pencegahan tetelo.
Ada dua jenis vaksin tetelo yang dapat
diberikan. Pertama yaitu vaksin aktif
dan kedua vaksin inaktif. Vaksin aktif
berupa penyakit yang telah dilemahkan, diantaranya yang banyak digunakan adalah
strain Lentogenic terutama vaksin Hitchner B-1 dan Lasota. Harapannya dengan
adanya penyakit yang sudah dilemahkan, muncul perlawanan dari pihak merpati
atau tubuhnya untuk melawan dengan memunculkan kekebalan alami. Vaksin aktif
ini lebih tahan lama, karena alami tersebut. Karena itu cara ini lebih
dianjurkan. Sedangkan vaksin pasif itu
tidak memberikan penyakit yang dilemahkan melainkan dengan memberikan zat
kekebalan kepada merpati. Cara ini tidak berefek jangka panjang, karena
kekebalannya berasal dari luar.
Amannya,
minta bantuan dokter hewan untuk melaksanakan vaksin ini.
Pencegahan dengan Jamu:
Menurut
pengakuan om semar, dari semarang, jamu
bisa juga mencegah merpati dari tetelo. Bahkan bisa menyembuhkan. Tetapi
tidak bisa sembuh total, masih gela gelo. Tapi untuk pencegahan bagus. Karena
kalau merpati dalam keadaan fit, maka penyakit tidak mudah menyerang.
B
Bahan
baku :
Ubi
teki
Kuning
telur
Kunci
Madu
murni
Kencur
Kunyit/
kencur
Resep
ini juga tidak memiliki takaran pasti, silakan gunakan seperlunya.
Cara
pembuatan:
Semua
bahan (kecuali madu), dicuci bersih, dikupas kulitnya, dan dihancurkan /
ditumbuk hingga menjadi pasta.
Aduk
pasta hingga semua bagian tercampur merata, sambil sedikit demi sedikit
ditambahkan madu murni.
Pasta
yang kental dan tercampur merata dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil,
disesuaikan dengan butiran yang biasa dikonsumsi burung.
Misalnya,
karena merpati terbiasa makan jagung, ukuran butiran pasta ini setara dengan
ukuran biji jagung.
Jika
burung terbiasa makan voer, butiran bisa dibuat seukuran butiran voer tersebut.
Cara
pakai :
-
Untuk pencegahan, dosis bisa 2-3 hari sekali selama masa pancaroba, cukup 1
butir saja.
-
Untuk pencegahan di luar masa pancaroba, dosis 1 butir dan diberikan seminggu
sekali.
-
Untuk pengobatan, sebagaimana diterapkan Om Selo, dosis 1 butir sehari sekali,
selama 3 hari berturut-turut atau sampai sembuh.
Muda-mudahan burung
anda fit, sehingga bila penyakit masuk, bisa kebal. Kalau repot untuk membuat
jamu, anda bisa membeli jamu dari kami untuk menjaga vitalitas burung anda.
Tapi jangan nunggu burung terkena penyakit ya.